Wednesday, April 13, 2011

Khutbah Guru Mulia Habib Umar bin Hafidz

Segala puji bagi Allah, penghimpun manusia di Hari Kiamat yang telah dipastikan. Aku bersaksi tiada tuhan selain Allah, satu-satunya yang tiada sekutu bagiNya. Dialah yang bakal meletakkan seluruh manusia di hadapanNya, untuk diberi pahala atau siksa. Ketika itu, beruntunglah manusia-manusia beriman yang pandai memanfaatkan waktu hidupnya dengan menghadiri majlis kebajikan, ketaatan dan zikir, dan menyesallah mereka yang telah menghabiskan umurnya untuk berbuat maksiat. Aku bersaksi bahwa Junjungan Besar, Nabi Muhammad SAW adalah rasul yang diutus olehNya untuk menabur hidayah di muka bumi. Ya Allah! Limpahkanlah salawat dan salam kepada Baginda Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat dan orang-orang yang patuh kepada Baginda SAW hingga hari akhir nanti.

Wahai hamba Allah!

Dalam majlis ini, aku berwasiat kepada kalian semua, sekaligus kepada diri sendiri agar sentiasa bertakwa kepada Allah. Ketahuilah, barangsiapa bertakwa kepada Allah, ia akan hidup penuh kekuatan dan berjalan di bumiNya dengan rasa aman dan tenteram.

Wahai hamba Allah!

Ada dua perkara yang menyebabkan umat Rasulullah SAW ini kerap kali dilanda musibah dan bencana, dan sayang sekali, mereka tidak menyedari, atau bahkan tidak mempedulikannya sama sekali, sekalipun Baginda SAW dan para ulama’ telah sering mengingatkan.

Dua perkara itu adalah, pertama, tiadanya penghargaan akan waktu, kesempatan dan umur yang telah dianugerahkan Allah. Sekarang ini, umumnya umat telah menyia-nyiakan waktu dan membuangnya untuk hal-hal yang kosong. Sebahagian lagi menghabiskan waktu dalam perbuatan makruh, dan, bahkan kemaksiatan. Perbuatan ini dapat membuatkan amarah Allah. Namun mereka abai serta tak mengindahkan. Maka tidaklah mengherankan apabila bencana demi bencana mulai merebak di negeri muslimin.

Kedua, pergaulan dan persaudaraan yang tidak lagi dilandasi ikutan yang baik. Ketika umur dan waktu tidak diuruskan dengan baik, ketika perkawanan tidak lagi dilandasi niat baik, maka kerosakkan maharajalela, fitnah dan cubaan bakal mendera umat, tak peduli di desa maupun di kota. Baginda Nabi SAW dalam sabda-sabdanya, telah banyak mengingatkan umat agar memanfaatkan waktu dengan maksima dan mendasari pergaulannya dengan niat soleh. Semua itu demi kebaikan umat sendiri. Akan tetapi sungguh sayang, orang-orang sudah tutup telinga dan mata. Mereka tak lagi berminat mendengarkan seruan Baginda SAW.

Sedarlah wahai muslimin. Waktu adalah esensi kehidupanmu. Umur adalah peluang yang diberikan kepadamu. Berharga atau tidaknya hidupmu bergantung pada bagaimana kau memanfaatkan usiamu itu.

Rasulullah SAW bersabda, “Di hari pembalasan nanti, dua telapak kaki seorang hamba akan tertahan di jambatan sirat. Takkan beranjak sampai ia ditanya mengenai empat hal. Untuk apakah seluruh umur hidupnya? Dikemanakan usia mudanya? Dari mana ia mendapatkan harta dan digunakan untuk apakah harta itu? Sudahkah ilmunya diamalkan?

Wahai hamba Allah!

Kita wajib kembali ke jalur yang telah digariskan Rasulullah SAW. Baginda SAW adalah insan yang selalu berkata jujur. Baginda SAW adalah sang petunjuk, penyeru kebenaran, suluh umat, dan pemberi kabar-kabar dari Ilahi. Baginda SAW sangat cinta kepada umatnya. Kasih Baginda SAW kepada kita lebih besar dari kasih orang tua kita sendiri kepada kita. Allah SWT berfirman:

“Nabi itu (hendaknya) lebih utama bagi orang-orang mukmin dari diri mereka sendiri”.

Kembali ke dua hal di atas. Baginda SAW pernah mengabarkan, “Di dalam syurga, para penghuninya masih merasakan suatu kerugian besar, yakni mengenai waktu yang telah berlalu di kehidupan dunia yang tidak mereka gunakan untuk berzikir kepada Allah”.

Baginda SAW juga bersabda, “Ketika suatu kaum duduk bersama-sama, akan tetapi tidak mengingat Allah sama sekali, maka mereka bakal merasakan penyesalan di Hari Kiamat nanti”.

Pergunakanlah waktu dengan aktiviti yang baik. Ikatlah persaudaraan dengan asas yang bagus serta tujuan yang penuh manfaat. “Ketika seseorang menjalin kawan, meskipun sejenak di siang hari, kelak ia akan ditanya mengenai perkawanan itu: telahkan ia melaksanakan hak-hak Allah atau mengalpakannya?” begitulah yang dinarasikan Rasulullah SAW.

Wahai hamba Allah!

Kita sudah sering membuang-buang waktu. Di antara kita bahkan ada yang lebih banyak mengisi waktu untuk maksiat. Marilah kita renungkan bersama. Ke manakah malam-malam kita? Untuk apakah umur-umur kita? Apa yang kita kerjakan antara Maghrib dan Isyak? Bagaimana khabar majlis muslimin, pasar-pasar dan warung-warung? Tempat-tempat itu telah menjadi tempat melupakan Allah dan RasulNya.

Ingatlah, bagaimana Baginda Rasul sentiasa zikir kepada Allah di setiap waktunya. Dulu, kaum muslimin tak pernah lalai untuk berzikir, di mana saja, siang dan malam. Akan tetapi kini, umat Islam, baik yang muda maupun yang tua, sudah menganggap remeh zikir. Mereka malas mengingat Allah dan lebih suka membicarakan yang lain. Ketika di dalam masjid sekalipun, mereka menganggap membaca al Quran tidak lebih asyik daripada bicara kosong. Hingga kita kerap menyaksikan mereka bicara tak tentu arah di dalam rumah Allah. Bahkan tak segan mereka meletakkan al Quran yang tengah dibaca hanya demi berbual bersama rakan-rakan mereka. Sungguh, Betapa genting keadaan muslimin.

Tak hanya itu, umat Islam sekarang cenderung menjauhi majlis ilmu. Ketika majlis pengajian diadakan di suatu desa, pesertanya selalu tak banyak. Orang-orang enggan datang dan lebih memilih kumpulan-kumpulan yang kurang baik. Mereka adalah manusia yang rugi. Mereka bakal menyesal. Keberadaan mereka sudah dinubuatkan Rasulullah SAW, “Manusia yang paling besar penyesalannya di akhirat kelak adalah mereka yang punya kesempatan untuk mengaji akan tetapi mereka sia-siakan kesempatan itu”.

Masa keemasan telah berlalu, yakni masa sahabat, tabiin, dan tabiin-tabiin. Masa ketika zikir, baca al Quran dan hadis menjadi kebiasaan, baik ketika makan, minum, tidur, dan segala rutinitas.

Wahai hamba Allah!

Ketahuilah, suatu majlis yang dilandasi niatan baik dan tujuan yang mulia, yakni redha Allah dan Rasulullah SAW, akan membuahkan kebajikan-kebajikan. Di antaranya menangguhkan musibah, meredam permusuhan, dan mencegah perbuatan munkar, Semua itu lantaran sikap saling membantu di antara anggota. Dan mereka semua pasti memperoleh pahala-pahala dan anugerah yang tak kecil nilainya daripada Allah. Sebab itulah Allah dan RasulNya memberikan perhatian yang agung kepada majlis zikir dan majlis ilmu.

Ya Allah, bimbinglah kami kepada kebaikan. Tambahkanlah rahmatMu untuk kami. Siramkan anugerah-anugerahMu kepada kami. Elokkanlah zahir dan batin kami, serta niat dan tujuan kami. Sirnakan kesulitan dari kaum muslimin. Dengan kasihMu, wahai Yang Maha Kasih Sayang.

No comments:

Post a Comment