Saturday, July 3, 2010

Jalan Selamat Dari Api Neraka

Disebutkan dalam kitab Jalan Selamat Dari Api Neraka oleh Syeikh Rohimuddin bin Nawawi al Banteni, "Daripada Sayyidina Abu Sa’id RA berkata: Rasulullah SAW telah keluar di waktu Hari Raya ‘Id al Adha atau Hari Raya Fitri menuju ke tempat solat. Kemudian Baginda SAW melalui para wanita dan bersabda: “Wahai kaum wanita bersedekahlah kalian kerana sesungguhnya aku telah diperlihatkan tentang kalian banyak menjadi penghuni neraka”, dan dalam riwayat lain: “Bersedekahlah dan perbanyaklah beristighfar”. Mereka berkata: “Dengan sebab apakah wahai Rasulullah SAW”, Baginda SAW bersabda: “Kalian banyak melaknat (mencaci) dan mengingkari suami, tidaklah aku melihat orang yang kurang akal dan agamanya yang dapat melemahkan inti kekuatan lelaki yang tegas seperti salah seorang dari kalian”. Mereka bertanya: “Apakah kurangnya agama dan akal kami wahai Rasulullah SAW?”, Baginda SAW menjawab: “Bukankah syahadah (persaksian) wanita sama dengan separuh lelaki?”. Mereka menjawab: “Ya”, Baginda SAW berkata: “Maka itulah kekurangan akalnya, bukankah jika wanita haid ia tidak solat dan puasa?”. Mereka menjawab: “Ya”, Baginda SAW berkata: “Maka itulah kurang agamanya”. (HR. Bukhari, Muslim, Abu Daud, al Nasa’i, Ibn Majah, Ahmad).

Wahai wanita beriman....!!
Taat kepada suami merupakan kewajiban, hendaklah engkau memenuhi ajakan suami dalam segala kebaikan, mematuhi perintahnya, tidak membuatnya marah, meminta maaf ketika engkau lalai memenuhi haknya dan mencari kasih sayangnya dengan wajah cerah. Itulah kewajibanmu terhadap suami. Namun dengan ilmu Allah SWT yang Maha Azali telah mengetahui bahawa wanita banyak terjatuh dalam dua akhlak buruk di atas, maka Allah SWT membuatkan jalan selamat untuk wanita dari 2 hal tersebut. Kemudian Rasulullah SAW bersabda, “Bersedekahlah” dan “banyaklah beristighfar”, yakni: Jadilah kalian sebagai orang-orang yang dermawan, janganlah kedekut untuk memberikan lebihan makanan, minuman atau pakaian, berusahalah berbuat kebaikan dan selamatkan dirimu dengan bersedekah.

Keutamaan Bersedekah

Sedekah, besar kecilnya tidak ditentukan, maksud hadith itu hanyalah agar wanita terbebas dari penyakit kedekut dan memiliki sifat Itsar (mengutamakan orang lain). Renungilah baik-baik sabda Rasulullah SAW, “Sesungguhnya wanita pelacur telah melihat seekor anjing di hari yang sangat panas mengotari sebuah sungai dan menjulur-julurkan lidahnya kehausan, kemudian ia (wanita pelacur itu) memberikan air dengan kasutnya (ke mulut anjing), maka Allah SWT mengampuni dosanya”. (HR. Muslim).

Renungkanlah....!! Bagaimana sedekah kecil dapat menjadikan rahmat dan maghfirah (ampunan) Allah SWT?, itulah nasib baik bagi wanita tersebut. Namun Rasulullah SAW telah mempermudah lagi persoalan itu kepada kita, Baginda SAW bersabda: “Hendaklah salah seorang dari kalian menyelamatkan wajahnya dari neraka, walaupun dengan (bersedekah) setengah biji kurma”. (HR. Ahmad). Bahkan perkataan yang baik yang keluar dari mulut wanita kepada suami atau anaknya akan ditulis sebagai sebuah sedekah di sisi Allah SWT. Rasulullah SAW bersabda: “Takutlah kalian kepada neraka walaupun dengan setengah biji kurma, jika kamu tidak mendapatkannya, maka dengan perkataan yang baik”. (HR. Bukhari, Muslim, Ahmad dan lainnya). Menunjukkan wajah ceria, tidak merengut di hadapan sesama muslimat juga ditulis sebagai sebuah sedekah. Rasulullah SAW bersabda, “Janganlah sekali-kali kalian menganggap remeh perbuatan baik sedikitpun, meskipun dengan menunjukkan wajah ceria di saat berjumpa saudaramu”. (HR. Muslim). Akan tetapi di sana ada juga keutamaan dalam bersedekah terhadap keluarga dekat, suami dan anak-anak juga termasuk yang dikatakan keluarga dekat.

Daripada Sayyidah Zainab RA, isteri Sayyidina Abdullah bin Mas’ud RA berkata, “Adalah aku berada di dalam masjid, aku mendengar Nabi SAW berkata, “Bersedekahlah kalian (kaum wanita) walau dari perhiasanmu”. Sayyidah Zainab telah menafkahkan hartanya untuk Sayyidina Abdullah RA (suaminya) dan anak-anak yatim yang tinggal di rumahnya, maka Sayyidah Zainab berkata kepada suaminya (Sayyidina Abdullah RA), “Tanyakanlah Rasulullah SAW apakah dianggap sedekah aku memberikan nafkah kepadamu dan anak-anak yatim yang tinggal di rumahku”, Sayyidina Abdullah RA menjawab: “Engkau sahaja yang bertanya kepada Rasulullah SAW. Maka aku pergilah kepada Nabi SAW, aku mendapatkan seorang wanita Ansar yang berada di pintu dan mempunyai tujuan yang sama dengan tujuanku, maka Sayyidina Bilal RA berlalu di depan kami, lalu kami berkata, “Wahai Bilal, tanyakan kepada Nabi SAW apakah dianggap sedekah nafkah yang aku berikan kepada suamiku dan anak-anak yatim di rumahku?”, Kami berkata lagi: “Janganlah engkau beritahu kami (yang bertanya)”, Maka Sayyidina Bilal RA pun masuk dan menanyakannya, kemudian Nabi SAW bertanya, “Siapakah dua wanita itu?”, Sayyidina Bilal RA pun menjawab, “Zainab”, Nabi SAW bertanya, “Zainab mana?”. Sayyidina Bilal RA menjawab, “Isteri Abdullah”, Nabi SAW bersabda, “Ya, baginya pahala dua kali lipat, pahala kerabat dekat dan pahala sedekah”. (HR. Bukhari dan Muslim).

Kesimpulannya wanita Muslimah harus mengetahui bahawa sesuatu yang paling utama dinafkahkan adalah yang diberikan kepada suami atau anak-anaknya, kemudian saudara dan kerabat lain berada pada urutan berikutnya. Ketika ia dapat memberikan sedekah atau menunaikan perbuatan ma’ruf, maka amal-amal itu akan dapat menyelamatkannya dari api neraka. Di dalam al Quran ada menyebutkan:

Wahai orang-orang yang beriman, jagalah diri kamu semua dan ahli keluargamu dari api neraka......

No comments:

Post a Comment